
Pulau indah itu terletak di Palipi, Desa Sendana, Kecamatan Sendana. Berjarak sekitar 38 kilometer dari Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Meski tak terurus dengan baik, pulau itu tetap digandrungi masyarakat. Termasuk saya yang selalu berkunjug kesana setiap saat.
Pulau yang memberbukit itu ditumbuhi pepohonan rindang. Tampak hijau berkilau saat mentari menguras cahanya. Awan yang mencium puncak pulau, seputih kapas menjemput pandangan. Seperti berarak menuju gelombang lautan.
Bagi masyarakat s

Al kisah
Suatu ketika Sawerigading berencana mencari sebuah wilayah yang kelak dijadikan tempat menyembah tuhan. Tempat suci yang diinginkan Sawerigading menyerupai Mekkah di tanah Arab. Cucu Bataraguru itu kemudian menunjuk tanah Mandar sebagai lokasi penyembahannya.
Sawerigading memutuskan untuk mengunjungi tempat itu. Agar bisa melihat langsung lokasi yang bakal menjadi pusat peradaban agama itu. Ia pergi dengan membawa ayam jagonya yang berukuran raksasa.
Setibanya disana, Saweriga

Asli Yasin, 66 tahun, warga yang tinggal di kampung itu mengatakan kotoran ayam raksasa itulah yang berubah menjadi pulau. Warga sekitar menamainya Pulau Tai Manu, yang artinya Pulau Tahi Ayam. Sementara kampung disekitar pulau disebut Palipi, yang artinya tertidur pulas.

Asli yang mengaku adalah cucu dari Puanna Imau, warga yang sempat menjadikan pulau itu sebagai kebun menuturkan bahwa warga mengeramatkan pulau itu. Mereka menjadikan pulau sebagai media yang menyambungkan antara manusia dengan tuhannya. Secara turun temurun warga melakukan ritual untuk tolak bala dan meminta permohonannya di kabulkan.
Asli menceritakan sekitar 1958, pasukan Andi Selle yang biasa disebut 710 menjadikan pulau tersebut sebagai tempat istirahat. Karena keindahannya, mereka menyebut pulau sebagai idaman. Sampai sekarang pulau itu dinamai Pulau Idaman.
naskah dan foto
TRI SUHARMAN
06.30 |
Category: |
0
komentar