Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto dijadwalkan meresmikan pembangunan jembatan layang (fly over) di Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, 26 Desember 2009.

Menteri menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sebelumnya batal meresmikan flyover pada 9 Desember 2009, karena jadwal yang padat. "Tadi bagi saya dapat info, Pak Menteri bisa hadir," kata Octavianus, Kepala Satun Nonvertikal Departemen Pekerjaan Umum, kepada Tempo di Makassar, Senin (14/12).

Namun demikian, kata Oktavianus, pihaknya akan terus menjalin komunikasi dengan Departemen Pekerjaan Umum untuk memastikan kedatangan menteri. Ia khawatir ada perubahan rencana karena kesibukan menteri. "Pada hari yang sama, Pak Menteri rencananya ke Tana Toraja. Saya tidak tahu kegiatan menteri di Tana Toraja," ujarnya.

Untuk menyambut kedatangan menteri, kata dia, fly over kembali dipoles dengan mengganti cat yang mulai usang, listrik untuk lampu jalan, serta penanaman pohon di sekitar jembatan. "Waktu demo kemarin (Rabu pekan lalu) jembatan sempat dicoret-coret," keluhnya.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan meresmikan fly over Makassar bersamaan dengan menghadiri Hari Nusantara yang dipusatkan di Makassar. Namun, presiden batal hadir. "Bukan takut demo, tapi jadwal acara presiden padat," kata Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin menanggapi isu batalnya kehadiran presiden karena ancaman warga menggelar unjuk rasa besar-besaran, pekan lalu.

Sesuai jadwal dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, peresmian fly over seharusnya digelar September 2009. Jadwal tersebut sesuai batas perpanjangan waktu yang diberikan Departemen Pekerjaan Umum terhadap proyek tersebut. Perpanjangan waktu diberikan setelah PT Sumbersari Ciptamarga selaku kontraktor tidak mampu menyelesaikan proyek hingga Desember 2008, sesuai target proyek sebelumnya.

Pemimpin Proyek Fly over dari Departemen Pekerjaan Umum, Haikal Hasan mengatakan hasil studi kelayakan proyek menyimpulkan flyover sudah siap digunakan secara maksimal, sehingga wajar jika segera diresmikan. Hanya saja ia menyarankan agar peresmian proyek dilakukan awal Januari 2010, karena kondisi jembatan pascademo antikorupsi pekan lalu mengalami kerusakan. "Banyak pohon yang sudah ditanam kemudian dicabut lagi, banyak juga coret-coret," katanya.

Ia memprediksi perbaikan membutuhkan waktu hingga satu bulan. Namun ia menekankan perbaikan tidak lagi membebani pemerintah, semua anggaran akan ditanggung pihak kontraktor. "Sesuai kesepakatan," ucapnya.

Haikal melanjutkan, pembangunan Flyover dimulai awal 2007 dengan menggunakan anggaran dari Departemen Pekerjaan Umum sebesar Rp 60 miliar. Pada awal 2006, pemerintah pusat sudah mengeluarkan dana pembangunan proyek Rp 8,9 miliar, kemudian 2007 sebesar Rp 11 miliar, 2008 sebesar Rp 26 miliar, dan 2009 sekitar Rp 15 miliar.

Ia menjelaskan proyek sempat terlambat selesai satu tahun karena pemerintah tersandung dengan pembebasan lahan disekitar flyover. Pemerintah Kota Makassar sempat kesulitan menyelesaikan persoalan lahan karena beberapa diantaranya tidak jelas kepemilikannya. Banyak warga yang mengaku memiliki satu lahan dengan mengajukan surat kelengkapan yang hampir sama. "Setelah persoalan lahan tidak disoal lagi, proyek bisa diselesaikan," katanya.

TRI SUHARMAN

sumber : http://tempointeraktif.com/hg/nusa/2009/12/14/brk,20091214-213652,id.html
foto : http://okezone.com/

Comments (0)