Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo mengatakan rencana kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam peringatan Hari Nusantara Nasional yang berpusat di Makassar, 9 Desember mendatang, batal.

Penyebabnya, agenda Presiden sepekan ke depan begitu padat. "Agenda beliau banyak, salah satunya menghadiri pengingatan Hari Antikorupsi di beberapa tempat," kata Syahrul usai menjamu Datuk Azim, pemodal dari Malaysia di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Sabtu (5/12).

Ketika ditanyai apakah Presiden batal ke Makassar akibat maraknya ancaman unjuk rasa besar-besaran dari mahasiswa., Syahrul sempat diam. "Bisa iya, bisa juga tidak," katanya dengan mata memandang ke langit-langit ruangan.

Ia menilai Sulawesi Selatan tidak lepas dari unjuk rasa karena warganya sangat memegang teguh demokrasi. "Yang penting tidak anarkis dan tidak melanggar undang-undang."

Walaupun Presiden tidak hadir, Syahrul melanjutkan, seluruh rangkaian acara tidak akan diubah. Misalnya dari acara pembukaan dengan tari-tarian dan pagelaran seni . Begitupula dengan perlombaan yang digelar mulai 13 Desember seperti renang antarpulau, dan festival bakar ikan sepanjang 3 kilometer.

"Tidak masalah, saya biasa-biasa saja. Semuanya Alhamdullilah," kata Syahrul saat ditanyai perasaannya terkait jadwal Presiden yang dibatalkan ke Makassar.

Syahrul mengaku bersyukur peringatan Hari Nusantara bisa digelar di Makassar. Ia menilai kegiatan ini adalah peluang Sulawesi Selatan memperoleh program pemerintah pusat dalam pemberdayaan hasil laut.

Menurut Syahrul potensi hasil laut Sulawesi Selatan cukup besar, seharusnya mendapatkan perhatian serius dari pusat. "Contohnya di Kabupaten Pangkep yang memiliki banyak pulau penghasil ikan yang berkualitas tinggi," ujarnya.

Syahrul mengatakan Predisen rencananya diwakili Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad. Fadel akan membuka acara bersama beberapa pejabat dari pusat. "Katanya hadir pula Menko, tapi saya kurang tahu apakah Menko Kesra atau Menko Perekonomian," kata Syahrul.

Beberapa pekan terakhir, Pemerintah Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kota Makassar disibukkan dengan mempersiapkan penyambutan Presiden di lokasi pembangunan Centerpoint of Indonesia. Penyambutan mulai dari tari-tarian khas Makassar, parade kapal phinishi dan ratusan jolloro atau kapal berukuran kecil.

Selain menghadiri Hari Nusantara, Presiden juga akan meresmikan pembangunan jembatan layang (flyover). "Departemen Pekerjaan Umum yang mengatur peresmian flyover oleh Presiden," kata Oktavianus, Kepala Satuan Non Vertikal Departemen Pekerjaan Umum kepada Tempo dua pekan lalu.

Untuk keamanan Presiden, ratusan polisi dan tentara akan mengamankan dari darat, laut dan udara. Menurut Komandan Lantamal VI Makassar, Laksamana Pertama TNI Bambang Wahyudin, pengamanan akan didukung dua kapal perang yang dilengkapi persenjataan yang lengkap.

Pengamanan superketat ini untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa menimpa Presiden, termasuk ancaman unjuk rasa ribuan mahasiswa menyambut Hari Antikorupsi yang bertepatan dengan kedatangan Presiden.

TRI SUHARMAN

sumber: http://tempointeraktif.com/hg/politik/2009/12/05/brk,20091205-212021,id.html

Comments (0)