Sekitar 200 pedagang Pasar Tradisional Pabaengbaeng bakal telantar setelah pasar yang kini diributkan statusnya itu direnovasi. Pedagang tidak memperoleh tempat berjualan lagi karena pemerintah tidak mampu menyediakan kios yang cukup diatas lahan pemerintah seluas 21.600 meter itu.


Direktur Perusahaan Daerah Pasar Raya Makassar, Djamaluddin Yunus mengatakan jumlah pedagang yang berada di Pabaengbaeng sebanyak 1000 orang. Sementara kios yang dibangun hanya 700 unit. "Kami sudah melakukan sosialisasi kepada pedagang dan mengungkapkan masalah ini. Mereka bisa menerimanya," kata Djamaluddin di Makassar, Kamis (4/3).

Harapan yang diberikan kepada pedagang, kata Djamaluddin, yakni upaya pemerintah untuk membangun hamparan diatas Kanal Jongaya. Kanal yang membelah pasar itu akan menjadi tempat bagi pedagang yang tidak kebagian kios untuk mengais rejeki.

Namun demikian, ia mengaku belum mengetahui jumlah dana yang bakal disiapkan untuk membiayai proyek itu. Ia berjanji bisa membangun pada pertengahan tahun, sekitar dua bulan setelah pasar diresmikan pertengahan Maret 2010. "Pak Wali Kota sedang mengupayakan dananya. Kami juga sedang berfikir," terangnya.

Kepala Pasar Pabaengbaeng, Azis mengatakan 200 pedagang itu sebenarnya bukanlah pedagang tetap yang tercatat dalam data pemilik kios pasarnya. Mereka adalah pedagang kaki lima yang menjual dengan menggelar karpet disisi kanal.

Mereka juga merupakan pedagang musiman dari berbagai daerah yang berpindah-pindah diseluruh pasar tradisional Makassar. Namun menjadikan Pabaengbaeng sebagai tempat dagangan utama.

Ia juga membenarkan bahwa tidak adanya jatah kios yang mereka peroleh tidak menuai masalah. "Mereka terima kok, apalagi pemerintah akan menyiapkan tempat diatas kanal," katanya.

Sebelumnya, puluhan pedagang pasar mendatangi Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Makassar. Mereka mengadukan nasib kepada Komisi Ekonomi dan Keuangan karena tidak memperoleh kios di Pabaengbaeng.

Sebagian juga pedagang merasa tidak puas dengan lokasi kios yang sudah diberikan. "Dulu saya punya kios dibagian depan, kenapa sekarang dibelakang," kata Ambo Tuo, seorang pedagang.

Andi Endre M Cecep Lantara, anggota Komisi Ekonomi mengaku pihaknya telah memanggil Perusahan Daerah Pasar Raya dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan beberapa waktu lalu untuk menuntaskan masalah ini.

Dinas maupun perusahaan berjanji akan menyiapkan tempat bagi pedagang diatas kanal, sedangkan pedagang yang tidak puas kiosnya akan dipindahkan ke tempat yang lebih bagus. "Mudah-mudahan pedagang tidak dicederai, kami akan mengawasi kinerja pemerintah," kata Politisi Partai Demokrat itu.

Pada tahun lalu, Pemerintah Makassar merenovasi Pasar Pabaengbaeng dengan jumlah biaya Rp 12,5 miliar. Dana yang kucur dari bantuan Departemen Perdagangan bertujuan untuk mengubah kondisi pasar yang selama ini jorok menjadi tempat berbelanja yang bebas becek, tertata baik, bebas bau amis, dan bersih.

Pada saat pasar sementara di renovasi, Pemerintah Kabupaten Gowa mendesak Makassar untuk menghentikan proyek tersebut. Melalui surat yang ditandatangani langsung Bupatinya Ichsan Yasin Limpo, Gowa mengklaim wilayah pasar adalah asetnya. Pemerintah Makassar membalas surat dengan klaim yang sama, mereka juga enggan memberikan kompensasi seperti yang juga didesak oleh Gowa.

TRI SUHARMAN
ket foto :http://www.swaberita.com/

Comments (0)