"Saya tak ingin meninggal begitu saja. Sisa hidup ini akan saya habiskan di atas sepeda " Kalimat ini sering kali diucapkan Bambang Pramudjianto yang menghabiskan sisa hidupnya dengan bersepeda keliling Indonesia.

Laporan : Trie Suharman

SEPINTAS pria kelahiran Jakarta 18 Mei 1957 layaknya pria paruh baya lainnya. Namun, Bambang Pramudjianto ternyata sosok yang berani menantang alam dengan berkeliling Indonesia menggunakan sepeda.
Kini, 13 kota sudah dilewati dengan sepeda bututnya. Bermula dari Jakarta, Bandung , Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Lembata, Kupang dan tiba di Makassar sejak Senin pekan lalu.
"Saya mulai star bulan Oktober 2008," kata Bambang saat mampir di Kantor Gubernur Sulsel, Selasa (6/5).
Pria yang sudah memiliki empat anak ini mengatakan, petualangannya adalah sebuah nazar yang harus ia lakukan. Sebab, perjalan ini adalah keputusan untuk melunasi janjinya kepada sang pencipta.
"Waktu saya diopname di rumah sakit, saya berjanji akan keliling Indonesia jika sembuh. Sekarang saya sudah sembuh, jadi nazar harus dilaksanakan," ungkapnya dengan penuh semangat.
Bambang mengaku sejak tahun 2000 ia divonis menderita diabetes. Pada pertengahan 2007, penyakit yang dideritanya itu membuat pria yang pernah bergabung dalam organisasi pencinta alam ini dirawat di rumah sakit selama dua minggu.
Penderitaan yang dialami selama sakit menjadi pelajaran berharga baginya. Sehingga, ia tak tanggung-tanggung untuk bernazar. Meskipun harus menantang nyawa keliling Indonesia.
"Ini petulangan hidup dan mati saya, makanya saya tidak akan berhenti sebelum selesai," ujar Bambang yang berusaha menegarkan dirinya.
Selain melunasi nazar, ia menilai petualangan ini sebagai olahraga. Sebab, kalau ia tidak bergerak, penyakit diabetes yang dideritanya bisa kembali kambuh.
Tidak hanya itu, pria yang kental dengan logat jawa ini juga berpetualang untuk mengingatkan masyarakat betapa pentingnya bersepeda. Selain olahraga, ia menilai bersepada akan mengurangi beban bumi yang tengah dilanda kerusakan, misalnya pemanasan global yang diakibatkan oleh asap kendaraan.
"Saya berharap, petualangan saya ini bisa bermanfaat bagi anak cucu kita. Sebab, bersepeda adalah upaya penyelamatan bagi generasi kita dari kerusakan alam," terangnya.

Comments (0)